Razzi Rahman

Begitu susah untuk kita membuka lembaran baru, kan?! Kata seorang gadis yang saya kenali di tempat kerja,

“TAK NAK!!…I just want him!”

Tanya saya pula, “Walaupun dia tak membahagiakan kau?…walau dia mencintai orang lain, tak menghargai cinta kau??”

“Biarlah…biar aku tersiksa, namun untuk aku mencari kasih yang baru tidak sama sekali!”

Sepanjang January, ada beberapa yang saya temui memiliki pendirian sebegini. All I can say, “Kesian…betapa ketaasuban cinta telah membutakan hatinya!”

TETAPI…siapalah kita untuk menghakimi mereka ini. Dulu-dulu…saya juga begitu. Dungu menunggu, mengharapkan sebuah fantasi yang akhirnya menghancurkan seluruh hidup saya yang telah terbina teguh.  Saya rebah tersungkur sendirian…

Kita biasa dengar kisah kanak-kanak suka kan mainan orang lain. Dari sekecil-kecilnya, yang susah itulah yang diimpikan, yang sudah ada atau yang senang dapat itu, dihindarkannya. Begitulah juga sesetengah dari kita.

All I can say, That is NOT YOU…that is the devil inside you, called NAFSU! Yep! dia hidup dalam diri kita untuk menghancurkan kita. Kalau lemah maka dia akan terus menguasai kita. So, you think you can control it?

Namun baru-baru ini, saya cukup gembira dengan salah seorang yang telah ‘khatam’ Kamus Cinta. ‘F’ mula namanya… Saya telah dapat membuka mata dan hatinya dari terus taasub dan degil dengan pendirian dia itu. Kini, F telah membuka hatinya kepada yang lain dan melupakan kekasih yang tidak menghargainya itu. F telah buang si dia yang tidak membahagiakannya. LALU…Alhamdulillah, kini F sudah pun bertunang dengan orang baru dalam hidupnya dan tidak lama lagi beliau akan berkahwin!

Apa yang F lakukan hanyalah membuang kedegilan dan ketaasuban cinta dalam dirinya dan percaya ada insan yang lebih menghargainya, malah ada yang lebih mencintai dirinya dari bekas kekasihnya itu. So simple…buka hati dan perasaan kepada yang baru!

As for me…I’ve comeback to my senses, if thats what you guys wonder. Yup! I do! Never thought I could’ve just slipped through that old bouncy road again, through those sharpest thorn and the worst part…I wasn’t appreciated! Am I crazy or what?

I guess, I can be both ways, hello Please arr I’m straight! 😆  What I meant was…I can be a good role model for having so called “Brother Love” and at the same time, I can be, “A sore Loser”…

TAPI…itulah nama dia manusia. We are not perfect babe! Kejahilan, kedegilan dan ketaasuban terhadap cinta bagai virus yang menular di dalam relung-relung rindu, menyemarak di jiwa, merebak ke seluruh saraf-saraf halus sehingga membingungkan kita yang waras.

YES….kita akan kecewa, tetapi kita pasti berjaya jika kita membuka lembaran baru dan terus pandang ke hadapan. Jangan cakap saja…BUAT!

Kekerasan hati, menyulitkan minda untuk membuat keputusan yang tepat. Itulah kita. Yang senang kita hindarkan, yang susah itulah yang kita inginkan. Bagaikan ada getaran yang berdetak di seluruh jantung pabila menginginkan sesuatu yang pastinya jelas bukan milik kita.

  • Bagai idealistik…mengharapkan keajaiban dunia.
  • Bagai khayal marijuana, hanyut, sesat di samudera
  • Bagai mabuk raspberi merah, kita dungu dengan ketaasuban cinta…
  • Wizurai meletakkan garis tapi masih ramai yang merempuh ilustrasi itu, untuk apa?? Secebis kasih yang tak pasti?

Akhir kata,

Aku bagai mandolin kecil beralun simfoni merdu, bersinar romantika yang masih hangat di jiwa ini. Aku menggersik, mengutuskan suara kalbu, ikhlas dari jauh demi membangkitkan jiwa yang dalam keresahan. Membisa aku penuh yakin, rupanya masih luas ilmiah ku. Namun, untuk apa? kemanakah arah dan destinasi ku? Aku sendiri tidak pasti…yang nyata, aku hanyalah insan biasa, seperti kamu, kamu…dan juga kamu…

Razzi Rahman